Pun dalam kehidupan yang kujalani.
Aku selalu berusaha untuk mengintrospeksi kekurangan diriku, membaca masalah-masalahku. dan memikirkan bagaimana membuang kerikil-kerikil penghalang jalan menuju kesuksesan. semuanya terasa mudah, tak ada kesulitan yang mendera.
Sampai saat ini, ketika akhirnya kita bersama, saling berjanji untuk mengurai labirin kehidupan ini bersama, seringkali kita temukan kerikil-kerikil yang mulai bermunculan..
Aku menyadari.. kerikil-kerikil itu paling banyak adalah kerikil-kerikil untuk diriku- maksudku, memang aku terkadang yang membuat suatu permasalahan kecil menjadi besar.
Tapi bukankah kalau masalah kecil tapi memiliki esensi besar itu adalah masalah besar?
Yang menjadikanku tak habis pikir adalah...
Kamu selalu menyuruh aku untuk jujur dalam segala hal...
Tapi bagaimana dengan dirimu sendiri? Bisakah kamu begitu? Bisakah kamu jujur tanpa kuminta? Tolong, berikanlah aku satu contoh saja..! Bisakah kau..kasih
Pada jalan yang kita lalui.. kerikil-kerikil itu kutemukan berasal dari dirimu.. Bukan kerikil-kerikil yang memang ada untuk kita belajar menghadapi masalah.. tapi kerikil yang kau bawa- kau simpan, dan kau tebarkan di jalan kita berdua..Mengapa kau lakukan itu padaku?
Dan pertanyaan yang paling aku benci itu pun muncul-
Lalu aku harus bagaimana?
Wahai.. yang Maha Mendengar..
Engkaulah satu-satunya yang bisa mendengarkan tanpa memberikan keberpihakan
Wahai.. yang Maha Mengatur..
hamba serahkan ini semua pada-Mu..
berikan hamba ketenangan..tunjukkanlah jalan terang itu..
untukku.. dan malaikat kecilku nanti
No comments:
Post a Comment